Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 796



Bab 796

Selena menggelengkan kepala, “Lebih baik nggak usah ikut campur terlalu banyak, cukup di kapal saja.”

Gio ragu–ragu sejenak, tetapi kemudian bertanya, “Nona Selena, boleh aku tanya kenapa mengambil

risiko pulang dengan cara menyelundup begini? Tubuhmu memang tidak sehat, kudengar kamu juga

nggak punya keluarga dalam negeri, terus ngapain pulang?”

“Hm, ada sedikit urusan.”

Selena menjaga rahasia dengan sangat rapat, dia tidak akan mengungkapkan petunjuk sedikit pun..

Gio yang paham pun langsung diam tanpa banyak bertanya, “Kalau gitu, istirahatlah lebih awal.”

Kapal kargo pun bersandar, membutuhkan setengah hari untuk persediaan dan perbaikan kapal. Selena Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.

bahkan tidak keluar dari kapal dan hanya berada di karnar sepanjang waktu.

Dia perlahan–lahan menandai warna merah pada tanggal di kalender sambil melihat hari–hari yang

makin dekat dengan Kota Arama.

Sebentar lagi dia akan segera bertemu dengan kedua anak itu.

Tidak lama kemudian, seorang awak kapal datang melaporkan, “Nona Selena, sungguh minta maaf.

Kapal kita mengalami sedikit masalah, sekarang teknisi sedang melakukan perbaikan. Kemungkinan

nggak bisa berlayar hari ini.”

“Harus menunda waktu berapa lama?”

“Kalau cepat cuma butuh sehari, kalau lambat bisa dua hingga tiga hari. Saat ini kami sedang bekerja

keras untuk perbaikan, jadi Kapten secara khusus menyuruhku agar memberitahumu. Kalau kamu

merasa bosan, bisa berkeliling di pulau.”

“Baiklah, aku paham.”

Selena tidak terlalu tertarik dengan pemandangan di pulau itu, dia hanya menjawab dengan santai,” Makasih, nggak perlu.”

“Baiklah, Kapten dan lainnya akan pergi minum di pub. Nona Selena bisa menghubungi lewat telepon kalau ada apa–apa.”

“Oke.”

Malam yang dekat pelabuhan, tanpa adanya suara ombak yang menderu, malam pun berubah menjadi

tenang.

Selena duduk di atas geladak sembari menatap bintang–bintang. Ini pun telah menjadi kebiasaannya

untuk menghabiskan waktu.

Tanpa terasa seseorang memakaikan jubah di pundaknya. Gio duduk di sampingnya, yang tidak terdugal

adalah dia memegang sebotol bir kalengan.

“Kenapa nggak minum bir di bar? Setelah berada di laut begitu lama, siapa saja pasti nggak akan tahan

dengan hari–hari macam ini, ‘kan?”

Jari–jari panjang Glo menarik cincin tarik pada botol kaleng hingga mengeluarkan suara “ces“! Dia meneguk dua kali, baru kemudian menjawab perlahan–lahan, “Tugasku adalah menjagamu, aku nggak boleh makan gaji buta. Selain itu, menurutku hari–hari seperti ini nggak terasa membosankan.”

Selena memegang wajahnya dengan kedua tangan sembari menatap bintang–bintang yang berkelap-

kelip di atas kepalanya.

“Setelah kamu mengantarkanku ke Kota Arama, kamu punya rencana apa?”

“Aku…”

Gio berbaring telentang di atas dek, “Aku dilahirkan seperti rumput rendahan yang cuma mengikuti arus.

Hidupku bisa dibilang nggak lama.”

Dia mengangkat kaleng bir ke bulan, “Bersulang satu kaleng untuk menghormati langit, satu kaleng

untuk kebebasan, menikmati hidup di saat yang tepat.”

Selena yang melihat sikap Gio yang bebas ini pun mendadak ada rasa iri dalam hatinya.

Selena juga ingin bebas seperti angin.

Pada saat ini terdengar suara tembakan di tepi pelabuhan. Bayangan seseorang melompat dengan cepat ke tepi tebing, lalu meletakkan dua anak yang ada di pangkuannya di bawah sebuah batu besar.

Kemudian dia berbisik dengan lembut pada kedua anak itu, “Kalian berdua harus diam, aku akan segera

kembali.”

Dua anak itu mengangguk padanya, dengan suara lembut berkata, “Ayah, hati–hati

Hari–hari melarikan diri sudah biasa bagi mereka. Dua anak kecil ini sudah mengerti apa itu bahaya saat

usia mereka masih menyusu.

Pria itu melompat dengan cepat untuk melarikan diri, terdengar suara tembakan tiada henti di

belakangnya.

Selain suara tembakan, ada juga suara langkah kaki. Gadis kecil itu sangat ketakutan hingga selurch

tubuhnya gemetar.

Dia baru saja melihat kucing yang tergeletak bersimbah darah karena terkena tembakan. Sejak saat itul dia tidak pernah membuka matanya lagi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.