Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 80



Bab 80

Dalam dua hari terakhir, Harvey tidak muncul lagi. Hanya Olga yang merawat Selena sambil mengumpat, “Apakah Harvey kerasukan? Kenapa dia berubah-ubah terus? Mau cerai tapi juga tidak terima kamu bersama pria lain? Lalu sekarang dia bilang kamu pura—pura sakit? Apakah kamu perlu meminta jimat untuk mengusir setan dalam dirinya?”

Selena tampak berkata dengan tak acuh, “Dia bukan kerasukan, tapi gila ”

Setelah dua hari istirahat, selain masalah lambung yang sudah merupakan penyakit lama, secara keseluruhan kondisi Selena telah kembali normal.

Setelah itu, Darren mengusulkan untuk memeriksanya lagi, tetapi Selena tersenyum dan menolaknya. Selana hanya mengatakan bahwa dirinya telah diperiksa di rumah sakit lain dan juga sedang menjalani perawatan.

Darren pun tidak terlalu memikirkannya lagi. Dia diam—diam telah melakukan penyelidikan selama dua hari ini dan telah mendapatkan jawaban.

“Olga juga ada di sini?” Darren mengenakan jas putih dengan kemeja putih dan dasi hitam di dalamnya, serta celana panjang hitam. Tubuhnya tampak tinggi dan tegap.

Olga berhenti mengumpat Harvey, lalu mengangkat alisnya dan bersiul. Setelah itu, dia berkata, ” Wah, Darren memang pantas menjadi ketua kelas. Pakaian kerja seperti ini kalau dikenakan oleh

orang lain, pasti dapat langsung terlihat bahwa orang itu adalah seorang kepala rumah sakit. Tapi kalau dikenakan oleh Darren, tampak sangat menggoda.”

Darren tersenyum hangat sambil menunjuk ke lencananya, lalu berkata, “Kamu boleh mempertanyakan ketampananku, tetapi kamu tidak boleh mempertanyakan profesiku * Setelah Olga mencibir beberapa kali, Darren pun terus tersenyum sambil berkata, “Selena, kamu tinggal melakukan pemeriksaan sekali lagi. Jika hasilnya baik—baik saja, kamu sudah diperbolehkan pulang.”

“Kamu tunggu sebentar, Olga. Aku akan segera kembali.”

Olga memasukkan buah ceri ke dalam mulutnya sambil bertanya, “Apakah kamu ingin aku temani?”

Selena melambaikan tangannya dan berujar, “Tidak perlu, ini hanya pemeriksaan rutin.*

Usai mengatakan hal ini, Selena Darren berjalan keluar bersama DarrenExclusive content © by Nô(v)el/Dr/ama.Org.

Di ruang pemeriksaan.

Dokter yang awalnya berada di sana sudah pergi, hanya dua orang yang tersisa di ruangan itu. *H BONET

*Duduklah.” Darren mengulurkan tangan dan mempersilakan Selena duduk.

Selena sedikit merasa cemas. Sambil duduk, dia segera berkata, “Sepertinya kamu telah menemukan sesuatu.”

Darren mengangguk, senyum di wajahnya pun hilang seketika

“Kamu tidak salah, memang ada campur tangan seseorang ”

“Siapa itu?” tanya Selena.

Darren berkata dengan suara yang berat, “Pada hari itu, kakakku mencari semua ahli di rumah

sakit untuk melakukan pemeriksaan terhadap dirimu, tetapi dokter yang melakukan CT scan tiba- tiba mengalami diare. Karena takut menunda pemeriksaanmu, dia menyerahkan pekerjaan tersebut kepada asisten magangnya, yaitu Wesly Yoharja. Wesly kemudian memberikan hasilnya

ke ruang pembacaan hasil CTyscan setelah melakukan pemeriksaan. Tapi, dia lalu dipanggil oleh salah satu perawat. Saat itulah seseorang masuk untuk menukar hasil pemeriksaanmu. Hasil

pemeriksaan yang ditandatangani oleh dokter itu memang normal, tetapi itu bukan hasil

pemeriksaan dirimu.”

Darren mengambil secangkir air hangat dan menyerahkannya kepada Selena sambil berkata, ” Orang ini sangat hebat, mahir dalam pengoperasian komputer. Dia juga meretas kamera CCTV,

apalagi ruang radiologi memang sepi, jadi ada celah untuknya menyelinap masuk. Tetapi untungnya seorang petugas kebersihan melihatnya dan menceritakan detailnya.”

Selena menyesap air di cangkir, lalu meletakkannya sambil bertanya lagi, “Orang itu laki-laki atau perempuan?”

“Menurut penjelasan si petugas kebersihan, orang itu mengenakan seragam rumah sakit, seorang laki-laki, bertubuh sangat tinggi, sekitar 185 cm. Tubuhnya terlihat kuat dan gagah, mengenakan kacamata besar berbingkai hitam, tapi wajahnya tidak bisa terlihat dengan jelas.”

“Lalu apakah ada ciri—ciri knusus?”

Darren mengangguk sambil berkata, “Ya, ada tahi lalat hitam di telinga kanannya. Mungkin karena takut ketahuan, dia pergi dengan langkah yang cepat, sehingga hampir terpeleset saat melewati tempat yang baru saja dipel. Petugas kebersihan itu melihat tato elang di lengan bajunya yang tersingkap. Dia tidak terlalu memikirkannya saat itu. Setelah agak lama, dia baru teringat bahwa setiap karyawan yang masuk akan diperiksa, biasanya tato di tangan seperti itu

tidak akan diizinkan.” Selena mengarahkan pandangannya ke cangkir air, lalu merenung dan berkata, “Sulit untuk mencari tahu identitasnya jika hanya dari tato.”

“Jangan khawatir, Selena. Aku sudah menyerahkan rekaman kamera CCTV yang dia retas kepada peretas andal. Seharusnya rekamaan itu bisa segera diperbaiki, nanti akan langsung kukabari jika


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.