Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 99



derajat yang memungkinkan pemandangan laut terlihat jelas dari setiap sudut.

Sebelum dia melihat Agatha, tiba—tiba di pangkuannya muncul seseorang yang sudah lama tidak

dilihatnya, yaitu Harvest.

“Ibu.” Cara dia mengucapkan kata itu lebih jelas daripada sebelumnya, sangat imut dan menawan.

Matanya bersinar seperti bintang di langit. Saat melihatnya, Selena merasa sedikit lebih dekat

dan akrab di dalam hatinya.

Harvest membuka lengannya ke arah Selena, dengan bibir mungil yang basah oleh air liurnya. anak itu berkata, “Ibu, peluk...” Selena awalnya ingin mengelus kepalanya, tetapi pengasuh anak tiba—tiba datang dan membawa

Harvest pergi.

“Aduh, tuan muda kecilku, cepat naik ke atas, sebentar lagi ibumu ada urusan penting.”

Harvest yang dibawa pergi dengan paksa pun merasa sangat tidak senang, sehingga dia segera menangis dan ingin meraih tangan Selena sambil berseru, “Ibu Ibu!”

Hati Selena ikut gelisah melihat situasi ini. Ternyata dia memiliki hubungan emosional yang rumit dengan putranya Agatha.

Agatha turun dari lantai dua dengan pelan, dia mendengar suara Harvest dari jauh. “Sayang, akhirnya kamu mau memanggil Ibu, Ibu akan segera datang untuk bermain denganmu,” ujar

Agatha

Tanpa menghiraukannya, Harvest malah terus melihat ke arah Selena.

Agatha duduk sendiri di sofa, kemudian pelayan datang dan bertanya dengan sopan, “Nyonya, mau minum apa?”

Agatha menopangkan kepalanya dengan tangan kanannya, lalu menatap Selena dengan malas sambil berkata, “Dengar— dengar kamu jago membuat kue

“Jika itu merupakan syarat untuk Kediaman Bennett, aku bisa membuatkannya untukmu,” ujar Selena dengan langsung mengungkit inti permasalahan.

Agatha tersenyum dan berkata, “Selena, sebagai seseorang yang berasal dari keluarga pebisnis, apakah ayahmu tidak pernah mengajarimu bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kamu pun harus mengorbankan sesuatu? Saat ini, aku anggap kamu datang untuk membahas soal Kediaman Bennett denganku Memangnya kamu berhak berbicara tentang syarat denganku?”

“Kamu mau makan apa?” tanya Selena.

“Pelayan akan memberitahumu,” jawab Agatha

Sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh pelayan, Selena pun membuat sepiring kue madu

“Terlalu manis,” ujar Agatha

Selena membuat lagi yang kedua kalinya.

“Terlalu keras,” ujar Agatha lagi.

Untuk ketiga dan keempat kalinya, Agatha selalu mencari alasan. Namun, pada kelima kalinya, Agatha langsung menuangkan telur ke atas kepala Selena.

Dengan menahan amarahnya, Selena membiarkan saja campuran adonan dan telur itu mengalir dari rambutnya ke bawah.

Selena menundukkan kepalanya, bulu matanya yang panjang itu menutupi emosi di matanya. Suaranya sangat rendah, sehingga orang lain tidak mungkin mendengar emosinya.

“Nona Agatha, aku bukan koki, aku tidak bisa membuat sesuatu sesuai seleramu.” Namun, Agatha tetap belum puas untuk terus mengerjainya dengan semena—mena.

“Selena, aku adalah seorang pendendam. Bukankah aku sudah menyuruhmu membawa Olga ke sini? Inilah akibat dari ketidakpatuhanmu!”

Selena mengetahui dengan jelas bahwa sikap sombong Agatha saat ini semuanya karena adanya Harvey. Sementara Selena sendiri tidak memiliki apa—apa, bahkan masih harus bergantung pada orang lain. Itulah sebabnya Agatha merasa bisa memperlakukan dirinya seenaknya.

Ketika Agatha dengan gembira menyaksikan kondisi Selena yang malang, Selena yang sejak tadi TH

23

hanya menunduk, kini tiba—tiba bergerak.

Selena bergerak dengan sangat cepat. Dia mengambil sisa adonan telur yang ada dan langsung melemparkannya dengan kuat ke wajah Agatha

Recharge Promo: 1000 Bonus Free GET IT Sousoe Bab 99

Tampak jelas sekali bahwa Agatha tidak menyangka Selena berani melawan, rambutnya yang baru saja dia tata pun jadi berantakan.

Agatha langsung menjerit sekeras—kerasnya, “Ahhh! Apa yang kamu lakukan padaku? Dasar kamu perempuan jalang! Belum pernah ada yang berani memperlakukanku seperti ini!”

Selena melangkah mundur Wajah Agatha penuh dengan tepung, sehingga dia tidak bisa melihat di mana Selena berada, sehingga hanya bisa mencakar-—cakar di tempat.

Agatha merasakan angin bertiup, lalu dia ingin melangkah maju dua langkah. Namun, sandal bulunya menginjak adonan, sehingga dia pun langsung jatuh tersungkur.

“Agatha, aku juga tidak pernah diperlakukan seperti ini. Kamu adalah putri yang dimanjakan, memangnya aku bukan? Atas dasar apa kamu merasa berhak berbuat semena—mena terhadapku?” Selagi pandangan Agatha masih kabur karena adonan, Selena memanfaatkan kesempatan itu untuk menamparnya dengan keras dua kali, lalu menendangnya beberapa kali dengan keras.Content © provided by NôvelDrama.Org.

“Pukulan ini untuk anakku yang telah meninggal, dan pukulan ini untuk pernikahanku yang

telah gagal.”

“Ah, aku akan membunuhmu! Dasar jalang! Pelayan! Kenapa kalian hanya berdiri dan diam saja?!” Setelah ditampar dan ditendang oleh Selena, amarah Agatha pun sudah memuncak sampai tidak bisa berkata—kata lagi.

Di dapur hanya ada seorang pelayan yang sudah ketakutan Saat pelayan lain ingin datang untuk menyelamatkannya, Selena sudah memegang sebilah pisau tajam yang sudah diincarnya sejak

tadi.

“Kalian jangan mendekat!”

Adonan telur berlumuran di wajah Agatha, matanya bahkan tidak bisa dibuka. Dengan hanya mengandalkan perasaannya, dia pun merasakan sesuatu yang dingin di lehernya.

“Kalau bergerak lagi, aku akan membunuhmu!”

Agatha benar-benar terkejut. Sungguh tidak disangka Selena yang dulu sering ditindasnya, tiba- tiba menjadi begitu garang!

Agatha menelan ludah dan berkata, “Selena, jika kamu berani menyentuhku, Harvey tidak akan melepaskanmu!”

Selena pun tersenyum dingin sambil berkata, “Sekarang pun dia juga masih belum melepaskanku Agatha, kenapa kamu selalu ingin merebut segalanya dariku? Bahkan sekarang +15 BONUS

rumah Keluarga Bennett pun ingin kamu rebut. Di antara kita tidak ada dendam, tetapi kamu terus memaksaku Sekarang masalahnya sudah menjadi seperti ini, paling—paling kita sudah tidak bisa berteman lagi.”

Selena berkata sambil mendekatkan pisaunya, sementara Agatha ketakutan dan menjerit-jerit, Hentikan Jika kamu membunuhku, kamu juga akan mati!”

“Bagaimanapun, aku juga tidak akan hidup lebih lama lagi. Jika aku bisa menukar nyawaku dengan nyawamu, itu pun bukan hal yang perlu disayangkan. Kamu adalah calon istri Harvey yang terhormat, tidak seperti aku. Bagaimanapun, aku memiliki nasib yang buruk. Agatha, bagaimana kalau kamu menemaniku mati?”

Dengan tubuh yang gemetar karena ketakutan, Agatha menjawab, “Kamu... kamu jangan gegabah!

Selena menghela napas, lalu berkata lagi. “Aku tidak punya pilihan lain. Aku hanya ingin mengambil kembali apa yang menjadi milikku, tetapi kamu malah dengan mudah merampas sesuatu yang telah kuperjuangkan dengan jerih payah, bahkan menghancurkannya. Aku tidak punya apa—apa lagi, jadi aku hanya bisa menyeretmu ke jurang kematian!”

“Bukankah hanya Kediaman Bennett? Aku akan mengembalikannya kepadamu!”

Agatha sebenarnya masih menyiapkan banyak siasat untuk menyiksa Selena, tetapi siapa yang menyangka kalau rencananya itu harus berantakan hanya dalam tiga menit?

Selena tiba—tiba berubah menjadi seperti anjing gila, Agatha benar—benar takut Selena akan berbuat nekat dan melukai dirinya

“Bagaimana aku bisa percaya padamu? Orang sepertimu bisa berubah pikiran seketika setelah berkata setuju Selain itu, aku tidak akan punya kesempatan sebaik ini lagi lain kali.”

“Dia masih terpikir untuk melakukannya lagi lain kali?” pikir Agatha Agatha segera berkata, “Aku akan segera menelepon seseorang untuk membatalkan

pengajuannya dan langsung menulis surat jaminan untuk mengalihkan kepemilikan Kediaman Bennett kepadamu. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa segera meminta pengacara untuk datang dan membuat akta notaris.”

Selena berkata dengan pelan, “Agatha, apakah kamu mengira aku tidak memegang kelemahanmu? Dulu aku hanya tidak ingin hubungan kita rusak. Tapi, jika kamu berani

menggangguku lagi, aku akan membongkar aibmu dengan Harvey di internet!”

Bab 100


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.