Menantu Dewa Obat

Bab 1308



Bab 1308

Bab 1308 Ruang Bawah Tanah

Si pria itu berkata dengan gemetaran: “Di bawah… di bawah sana adalah tempat para gadis ditahan dan dilatih…”

Reva: “Ditahan? Dilatih?”

“Apa maksudnya?”

Pada saat ini, pria itu tidak berani lagi macam–macam. Lalu dengan cepat dia menjelaskan situasi di bawah sana secara detail.

Ternyata setiap beberapa waktu sekali Gorban akan menyuruh gadis–gadis yang dia culik itu untuk melayani para tamu di Royal Club.

Namun, gadis–gadis yang baru pertama kali tiba di sini itu pasti tidak akan patuh.

Oleh karena itu, saat mereka pertama kali tiba di sini, mereka akan ditahan di ruang bawah tanah ini kemudian mereka akan mencari orang–orang khusus untuk melatih mereka.

Mereka akan terus dilatih hingga tidak berani membangkang, setelah itu baru dilepas secara perlahan– lahan untuk melayani tamu.

Dan selama proses pelatihan ini, para preman di Royal Club ini akan menyelinap masuk dan melecehkan gadis–gadis ini. Content © provided by NôvelDrama.Org.

Dan pria ini baru keluar ini baru saja melecehkan seorang gadis.

Pada saat itulah Reva baru mengerti apa yang sedang terjadi di bawah sana dan ekspresinya. langsung berubah menjadi dingin.

Meskipun sebelumnya sempat mendengar kabar simpang siur tentang tempat ini namun dia sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata kegiatan di dalam tempat ini jauh lebih hitam, daripada apa yang bisa dia bayangkan.

Ternyata ada kejahatan yang tersembunyi dibalik sebuah club yang begitu glamor!

Dia meraih pria itu dan menyuruhnya membawa jalan, mereka langsung pergi ke ruang bawah

tanah.

Gorban membawa Reina ke sini jadi ada kemungkinan dia juga ditempatkan di ruang bawah tanah ini.

Lalu pria itu membuka pintunya. Setelah keduanya berjalan berputar beberapa kali akhirnya mereka membuka pintu rahasia sebelum masuk ke ruang bawah tanah.

Selanjutnya setelah melewati koridor yang gelap, tampak seberkas cahaya yang tiba–tiba. muncul di depan mereka.

Ruang bawah tanah ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan lantai atas, ada banyak ruangan juga di sini.

Dari koridor, Reva bisa mendengar suara tangisan, jeritan dan suara memohon yang menyedihkan dari dalam sana serta suara beberapa pria yang memaki dan tertawa dengan terbahak- bahak.

Ekspresi Reva menjadi lebih dingin.

Dia menghela nafas dalam dalam kemudian secara tiba–tiba dia merobohkan pria yang sedang membawanya itu dengan membuatnya pingsan ke lantai. Kemudian dia membalikkan badannya dan mengunci pintu tempat dia masuk tadi.

Setelah melakukan hal ini, Reva baru berjalan masuk.

Dia langsung masuk ke kamar yang pertama.

Di dalam kamar itu ada empat pria kekar yang sedang bermain kartu.

Dan di lantai sebelah mereka tampak ada beberapa gadis yang masih telanjang dan tergeletak di sana. Tampak dengan jelas bahwa mereka baru saja diperkosa.

Saat melihat seseorang masuk, salah satu pria kekar itu berkata dengan santai, “Ikut turun untuk bermain juga?”

“Biar aku kasih tahu yah, yang ada di kamar nomor 9 itu sangat bagus, kau…”

Dia baru saja berbicara sampai di sini dan suaranya langsung berhenti.

Karena dia merasa bahwa dia sama sekali tidak mengenali orang yang ada di depannya ini.

“Siapa kau?”

Pria kekar itu langsung meraung dengan marah.

Tiga pria kekar lainnya juga ikut berdiri dan memperhatikan Reva.

Reva menutup pintu dengan punggung tangannya lalu dengan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung menerjang ke depan dan meninju si pria yang pertama kali berbicara itu dulu dengan membuatnya roboh ke lantai.

Ketiga orang lainnya sangat marah sekali, “Sial, hajar dia!”

Ketiganya langsung meraung dan bergegas. Salah satu dari mereka mengambil kursi dan melemparkannya kepada Reva dengan keras.

Reva langsung menendangnya dengan kencang hingga kursi itu hancur menjadi berkeping – keping.

Segera setelahnya, dia langsung bergegas maju dan menghajar kencang dada si pria itu dengan

tubuhnya yang sudah seperti cangkang yang keras.

Pria itu langsung pingsan seketika itu juga. Dadanya mencekung, beberapa tulang rusuknya patah dan dia terus memuntahkan darah.

Kedua orang lainnya langsung ikut menyerbunya. Salah satu dari mereka membuka tangannya dan mencoba untuk menangkap Reva.

Reva sama sekali tidak mengelak. Dia hanya menggenggam kuat pergelangan tangannya dengan tangan belakangnya untuk menahan orang itu.

Segera setelah itu, Reva menendang lututnya dan membalikkan tubuhnya.

Kedua lengan pria itu langsung terpelintir dan dia menjerit dengan mengenaskan.

Tetapi Reva sama sekali tidak terlalu peduli dengan mereka. Dia memutar tangan mereka dengan paksa setelah itu baru berhenti.

Dan pria yang terakhir itu akhirnya tahu ada yang tak beres di sini sehingga dia membalikkan badannya dan hendak kabur.

Namun Reva bergerak selangkah lebih cepat darinya. Dia langsung menendang pelipisnya dengan tepak dan pria itu roboh ke lantai kemudian seketika itu juga dia pingsan!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.